BERTINDAK KREATIF DAN INOVATIF
Berfikir Kreatif
Kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-carabaru dalam
pemecahan masalah dan menemukan
peluang (thinking new thing).
Beberapa pengertian kreatifitas menurut para ahli :
1. Freedman (1982), Kreatifitas adalah kemampuan untuk memahami dunia, mengintepretasikan pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara baru dan asli.
2. Woolfolk (1976), Kreatifitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu(hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.
3.
Guilford
(1984), Kreatifitas
adalah cara-cara berpikir yang
divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta yang berpikir heuristic
dan berpikir lateral.
4.
Rhodes yang
dikutip Munandar(1987), Kreatifitas adalah kemampuan
dalam 4p yaitu person, process, press, dan product.Jadi kreatifitas harus ditinjau
dari segi pribadi(person) yang kreatif, proses yang kreatif,
pendorong kretif dan hasil kreatif.
5.
Conny
Setiawan, Kreatifitas
adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan suatu produk baru.
6. Utami Munandar (dalam Alisyahbana 1983), Kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru yang memungkinkan untuk mengubah dan memperkaya dunianya dengn penemuan-penemuan dibidang iptek, seni maupun bidang lain.
7.
Selo Sumarjan
(1983), Kreatifitas
adalah kemampuan yang efektif dalam
menciptakan sesuatu yang baru, yang
berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok dari sesuatu yang dibuat itu.
8.
Daldjoeni
(1977), Kreatifitas
tidak hanya kemampuan untuk bersikap
kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan
untuk menciptakan sesuatu
yang beru dalam
hal ini hubungan antara dirinya
dengan lingkungan, baik dalam hal materil, sosial maupun psikis.
Dari beberapa
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa “kretifitas adalah
kemapuan seseorang untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun
memecahkan masalah baru yang dihadapi”.
Kriteria kreatifitas :
1. Sensitivity problems, artinya kratifitas dilihat dari kepekaan terhadap
masalah yang muncul.
2. Originality,
artinya pemecahan
masalah dengan cara baru, bukan meniru pemecahan
masalah yang lain.
3. Ingenuity, artinya kecerdikan dalam pemecahn masalah.
4.
Breadth, artinya ketepatan dalam
pemecahan masalah dan berguna.
5.
Recognity by peers, artinya ada pengakuan
dari kelompoknya tentang
penemuannya (Danny and Davies, 1982).
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalamn kreativitas adalah kemampuan berpikir menyebar (divergent thinking) dan berpikir menyatu (convergent thinking). Convergent thinking adanya jawaban yang benar dan tepat, sedangkan Divergent thinking adalah menghasilkan bermacam-macam alternative pemecahan yang luas, yang masing-masing merupakan kemungkinan yang masuk akal, tidak terikat oleh harapan, tidak menghendaki jawaban yang benar tetapi dipicu pemikiran asli, spontan dan bebas, seperti melamun dan asosiasi bebas. Asosiasi bebas yang digunakan dalam pemecahan masalah secara kelompok disebut Brainstorming.
Berpikir kreatif
berhubungan erat dengan kreatifitas, karena
merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang. Beberapa pengertian berpikir
kreatif menurut para ahli :
1. Coleman dan Hammen ( Jalaludin
Rakhmat, 1989), Adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, penemuan
baru dan seni baru. Orang kreatif
akan berusaha memperoleh sesuatu yang baru.
2. Rawlingson (1971), Berpikir kreatif dinamakan
berpikir divergen atau lateral adalah
menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan.Juga karenaterdapat banyak jawaban yang
diajukan untuk memecahkan persoalan
yang dimunculkan dan pikiran itu didorong untuk menyebarkan jauh dan meluas
mencari pemecahan masalah.
Ciri-ciri Berpikir Kreatif
:
1. Denny dan Davis (1982), Orang yang berpikir kreatif mempunyai
ciri : fleksibel, tidak konvensional, eksentrik (aneh), bersemangat, bebas, berpusat pada diri sendiri, bekerja
keras, berdedikasi dan intelegen.
2. Woolfolk dan Nicolich (1984), Ciri orang yang berpikir kreatif : adanya sikap kratifitas dalm arti luas, termasuk tujuannya, nilainya, serta sejumlah sifat kepribadian yang mendukung orang untuk berpikir bebas, fleksibel, dan imajinatif.
3. Mc. Kinnon (Yellon 1977), Ciri orang yang berpikir kreatif adalah :
a. Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan diri mereka mempuinyai daya cipta, tak tergantung, bersifat individualistic.
b. Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan.
c. Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada arti dan implikasi, memiliki fleksibel kognitif, ketrampilan verbal, berminat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat, mempunyai keingintahuan intelektual yang besar.
d. Lebih tertarik secara mendalam menyerap pengalaman daripada mempertimbangkan.
4. Mulyono Gandadipura (1983), Ciri orang yang berpikir kreatif :
a. Bebas dalm berpikir dan bertindak.
b. Tidak menyukai kegiatan yang menuntut konformitas (kesesuaian).
c. Tidak mudah dipengaruhi pendapat umum bila yakin bahwa pendapatnya benar.
d. Kecederungan kurang dokmatis dan lebih realistis.
e. Mengakui dorongan-dorongan dirinya tidak berdasar akal.
f. Mengakui hal-hal yang rumit dan baru.
g. Menyukai humor dan memiliki good sense of humor.
h. Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritik dan estetis.
5.
Utami Munandar, Ciri orang yang berpikir kreatif :
a. Memiliki dorongan ingin tahu yang besar
b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
c. Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
d. Bebas dalam menyatakan pendapat
e. Menonjol dalam salah satu bidang seni
f . Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakannya
g. Tidak mudah terpengaruh orang lain
h. Daya imaji9nasinya kuat
i. Memiliki tingkat orisinalitas yang tinggi
j. Dapat bekerja sendiri
k. Senang mencoba hal-hal yang baru.
6. Guilford, Ciri orang yang berpikir kreatif :
a. Adanya kelancaran, kesigapan dan kemampuan menghasilkan banyak gagasan.
b. Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan dalm mengatasi masalah.
c. Adanya keaslian. Yaitu kemampuan menghsilkan gagasan yang asli.
d. Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terinci.
e. Adabya perumusan kambali, yaitu kamampuan untuk marumuskan pengertian denagn cara dan dri sudut pandang yang berbeda.
Jadi, ciri pokok berpikir kreatif
adalah :
1.
Ciri kelancaran (fluency) yaitu menghasilkan banyak ide atau konsep yang relevan dengan masalah yang dipecahlkan dalam waktu yang singkat.
2.
Ciri fleksibilitas (flexibilitas), menunjukan bahwa individu dapat
memunculkan hal-hal baru yang unik atau tidak biasa.
3.
Ciri keaslian (originality), individu dapt menghasilkan ide-ide yang berbeda
dan asli.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas :
1. Faktor
Internal, yaitu faktor yang berasal dari dala
individu yang dapat mempengaruhi
kretivitas, diantaranya :
a.
Sikap terbuka terhadap
pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu.
b.
Fokus evaluasi yang internal, artinya
kemampuan individu dalam meniali produk yang dihasilkan ditentukan oleh dirinya
sendiri, meski ada kemungkinan kritik dari orang lain.
c.
Kemapuan mengadakan eksplorasi terhadap
unsur, bentuk, konsep atau
membentuk kombinasi baru dari hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.(Rogers, dikutip Munandar,
1988)
Arienti, mengemukakan tentang
sikap dan kondisi
yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kretivitas, yaitu :
1.
Kesendirian,
artinya dalam kesendirian itu memperoleh inspirasi
untuk manciptakn sesuatu yang baru.
2.
Memerlukan waktu untuk berpikir dan berasa,
artinya untuk mengembangkan
kreativitas memerlukan waktu yang
khusus, tidak bercampur dengan kegiatan yang
lain.
3.
Merenungkan
dan melamun dapat menimbulkan gagasan
baru yang dapat mendukung
kretivitas.
4.
Berpikir bebas, memungkinkan individu menelusuri macam-macam arah, alternatif, yang dapat melahirkan ide baru.
5.
Kemampaun melihat kesamaan
dan analogi dalam pemecahan
masalah dianggap para ahli sebagai dasar dari bermacam-macam teknik kreatif.
6.
Kesediaan menunda pemberian kritik,
pertimbangan atau penilain
terhadap gagasan baru, agar tidak mematikan spontanitas dan keberanian berkrasi.
7.
Konflik sabagai motivasi, dengan mengubah
konflik manjadi daya pendorong untuk menciptakan karativitas.
8.
Kesiagaan dan kedisiplinan untuk mencipatakan
karya yang bersifat kretif selain
daya imajinasi, bakat, tetapi juga disiplin
dan kesiagaan dan kerja keras.
Faktor eksternal
yang mempengaruhi seseorang dalam mengembangkan diri,
yaitu :
1.
Kebudayaan
a.
Kebudayan dapat mengembangkan krativiats jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang
dimiliki anggota masyarakat.
b.
Struktur masyarakat yang bersifat feodal dan tradisiaonal menghambat perkembangan kreativitas individu anggoata masyarakat.
c.
Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk
dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat,
antara lain :
1)
Tersedianya
sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media.
2)
Adanya keterbukaan terhadap
rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan
masyarakat.
3)
Menekankan
pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang
melainkan berorientasi pada masa mendatang.
4)
Memberi kebebasan terhadap
semua warga negaratanpa diskriminasi, terutama jenis
kelamin.
5)
Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras,
artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan
dapat dinikmati.
6)
Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda.
7)
Adanya toleransi terhadap
pandangan yang berbeda.
8)
Adanya interaksi antara
individu yang berhasil.
9)
Adnya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
2. Lingkungan.
a.
Dalam lingkungan keluarga
orang tua adalah
pemegang otoritas, sehingga
peranannya sangat menentukan pembentukan krativitas anak.
b.
Lingkungan
sekolah cukup besar pengaruhnya terhadap
kemampuan berpikir nak untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu
berasal dari guru.
c. Lingkungan pekerjaan yang terdiri atas tugas-tugas yang harus dilakukan, kesempatan untuk berkembang, suasana kerja yang menyenangkan, sikap pimpinan yang kondusif mendorong pekerja dalam bekerja & berpikir kreatif.
d.
Kegiatan dalam masyarakat baik yang digerakan
oleh perseorangan atau lembaga membantu
timbulanya krativitas anggota
masyarakat.
Tahapan dalam Berpikir kreatif :
1. Menurut Rawlinson (1971) dan Wallas (1978) terdiri dari :
a.
Tahap persiapan yaitu, tahap untuk memperoleh fakta
tentang persoalan yang
dipecahkan ( pengumpulan data atau informasi).
b.
Tahap usaha yaitu, tahap dimana individu menerapkan cara berpikir divergen
(menyebar).
c.
Tahap inkubasi yaitu, tahap dimana
individu seolah meninggalkan (melepaskan diri) dari persoalan dan memasukannya ke dalam bawah sadar (mengeraminya), sedang kesadarannya memikirkan hal lain.
d.
Tahap pengertian yaitu, tahap diperolehnya insisht atau bias disebut “Aha Erlibnis”. Ciri khasnya : adanya penerangan (iluminasi) yang memndadak
yang menyadarkan orang akan ditemukannya jawaban.biasanya diikuti perasaan
lega.
e.
Tahap evaluasi yaitu, tahap diman ide yang dihasilkan diperiksa
dengan teliti serta kritis denganmemisahkan ide yang kurang berguna,
tidak sesuai atau yang terlalu
mahal biayanya bila dilakukan.
2. Menurut Wallas, Tahapanya terdiri dari :
a. Tahap persiapan.
b. Tahap inkubasi.
c. Tahap iluminasi.
d. Tahap verifiaksi.
Perbedaan pendapat ini terletak pada tahap usaha, pada wallas tahap usaha telah masuk dalam tahap persiapan.
Teknik
untuk Berpikir Kreatif, menurut beberapa ahli
diantaranya :
1.
Menurut A.S.
Munandar (1988), teknik berfikir kreatif
meliputi :
a.
Teknik pemanasan.
Berpikir kratif tidak dapat
langsung dilaksanakan, tetapi harus
dimulai dari pemansan lebih dahulu. Kita
perlu membebaskan diri dari peraturan dan hukum berpikir
yang berlaku yaitu hanya satu jawaban yang benar, menuju pemikiran yang menghasilkan gagasan.
b. Teknik
pemikiran dan perasaan berakhir terbuka (opened thoughts and feeling). Teknik
ini mendorong individu untuk berpikir kratif,
divergen, yaitu pertanyaan yang menimbulkan berbagai
jawaban yang merupakan ungkapan perasaan.
c. Teknik
sumbang saran ( brainstorming). Teknik
ini dikembangkan oleh Osborn, yaitu teknik untuk
mendapatkan banyak ide dari kelompok manusia dalam waktu singkat.
Tugasnya memberikan jawaban
sebanyak mungkin terhadap
masalah yang dipecahkan dan harus memperhatikan :
1)
Tidak boleh memberikan kritik terhadap gagasan
yang diajukan anggota kelompok.
2) Kebebasan dalam
memberikan gagasan.
3)
Penekanan pada kualitas, artinya makin banyak gagasan
makin baik.
4) Diperbolehkan mengadakan kombinasi serta peningkatan gagasan, artinya individu
dapat mengembangkan dan meneruskan gagasan
anggota lain sengga menjadi
lebih baik.
5)
Tidak perlu mempersoalkan timbulnya gagasan yang tampaknya sama, karena :
a) Kemungkinan gagasan
itu memang ada perbedaan.
b)
Gagasan itu
dapat menimbulkan gagsan
lain.
c)
Gagasan tersebut dapat dipisahkan.
d) Dapat menghambat pencetusan gagasan baru.
d. Teknik penggunaan daftar kata-kata (chek list), Menggunakan
daftar kata-kata untuk merangsang tumbuhnya
gagasan baru bila timbulnya gagasan mengalami kemacetan. Dasar pemikiran teknik nin
bahwa gagasan kreatif itu dapat merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang sebelumnya tidak
berhubungan.
e. Teknik
mencatat sifat (attribute testing), Teknik
ini dimulai dengan mencatat semua
sifat, ciri, obyek atau masalah yang
akan dipecahkan, misal ; obyek, ukuran. Bentuk,
fungsi, dll. Kemudian
ditinjau dan dipertimbangkan kemungkinan diadakan perubahan.
Dalam berpikir
kreatif, orang sering menghadapi hambatan
atau kendala. Pada umumnya hambatan
yang dihadapi adalah hambatan mental
yang dapat berasal
dari diri sendiri
maupun dari lingkungannya.
Hambatan yang berasal
dari dalam diri yaitu :
1. Hambatan emosional (Emotional Barriers), yaitu ketidakmampuan berpikir kreatif akibat perasaan tertentu yang mengganggu, missal takut berbuat salah, takut diangap bodoh, takut ditertawakan orang lain, takut gagal, dll. Perasaan tersebut menyebabkan seseorang tidak mampu mengeluarkan ide kreatifnya dengan baik.
2. Hambatan persepsi ( perceptional Barries ), yaitu hambatan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, tetapi seseorang kurang mampu mempersepsikan masalah yang dihadapi dengan jelas dan benar.
3. Hambatan yang
dipelajari ( Learned Barriers ),
yaitu hambatan berpikir kreatif
karena terpaku pada apa yang dipelajari.
Hambatan yang berasal dari luar diri antara lain :
1.
Hambatan karena kebudayaan (Cultural Barriers). Kebudayaan yang dianut masyarakat , misalnya aturan yang berlaku,nilai – nilai, norma yang
dianut sangat berpengaruh pada kemampuan berpikir
warganya. Pendapat yang diterima masyarakat hanya yang bersifat
logis dan beralasan.
2. Hambatan yang berasal
dari lingkungan kerja, Kemampuan
berpikir kreatif dapat dipengaruhi oleh lingkungan
kerja individu yang bersangkutan, misal atasan dan teman-temannya.
3. Disamping hambatan dari luar, juga bisa
didapat dari keluarga. Bila orang tua
urang mampu memberikan kesempatan
kepada anak – anak untuk berpikir kreatif maka dorongan
anak untuk berpikir
kreatif akan hilang.
Pada dasarnya manusia dilahirkan punya pembawaan untuk dapat berpikir kreatif, tetapi dalam kenyataanya kemampuan itu tidak selamanya dapat terealisir. Banyak hambatan yang dialami selama perjalanan hidup baik pendidikan yang diterima maupun pengaruh lingkungan dekatnya. Pendidikan dalam keluarga umumnya ditangani oleh orang tua sangat menentukan perkembangan daya kreativita anak. Hubungan serta komunikasi yang baik akan membantu anak dalam berpikir kreatif. Keluarga sangat besar peranannya dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif , orang tua sebaiknya memberikan dorongan agar anak mengembangkan kreativitasnya.
Sekolah merupakan
lingkungan kedua bagi anak, peranan
guru sangat besar dalam mengembangkan kemampuan berpikir anak. Pada anak menginjak masa remaja
berpikir kreatif lebih
menekankan munculnya
gagasan
– gagasan
baru, mengembangkan daya imajinasinya.
Pada
lingkungan kerja, seseorang yang mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan minatnya akan lebih bergairah
bekerja, lebih mendorong
untuk mengembangkan kemampuannya serta mewujudkan kreativitasnya.
Untuk mendukung
perkembangan tersebut diperlukan beberapa hal antara
lain :
1. Mempunyai pendidikan yang mendukung kreativitas
2. Mempunyai keberanian kreatif, menolak sesuatu yang baku untuk menciptakan yang baru.
3. Mempunyai peluang
untuk menciptakan kreativitas.
4. Mempunyai motivasi intelektual yang tinggi.
5.
Mempunyai
kemampuan kognitif.
6. Sikap yang bebas, mandiri
dan percaya diri.
Untuk mengetahui tingkat kreativitas seseorang
menurut Dedi Supriadi (1994),
dapat dilakukan dengan 5 pendekatan :
1. Pendekatan Analisis Obyektif, Mengetahui kreativitas seseorang dengan mengukur hasil proses pemikiran kreatif berupa benda atau karya yang dapat dilihat wujud fisiknya. Semakin banyak produksi dan semakin tinggi kualitasnya serta orisinalitasnya menunjukkan tingakat kreativitas orang tersebut
2.
Pendekatan
Pertimbangan Subyektif, Menekankan pada pertimbangan-pertimbangan subyektif
peneliti terhadap individu
atau hasil kreatif
yang dicapai. Semua itu dapat dicapai peneliti
melalui sumber informasi
, antara lain :
a.
Menggunakan
kamus tertentu, misal Kamus Biografi
yang memuat tentang
orang-orang kreatif.
b.
Menggunakan sumber biografi, catatan sejarah
dan antologi tentang orang yang kreatif dan produk kreatifnya.
c.
Menggunakan
keahlian pakar untuk menilai kreativitas orang tertentu sesuai dengan bidangnya.
d.
Menggunakan
kesepakatan umum antara para pakar
dengan anggota masyarakat dalam menentukan daya kreativitasnya.
e.
Menggunakan
pertimbangan pengamat yang berwenang,
guru, orang tua , dan teman sebaya untuk menilai kreativitas seseorang.
3. Menggunakan inventory kepribadian, inventory adalah suatu alat yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh individu, sehingga dari jawaban dan responnya bisa diketahui apa yang dikehendaki inventory tersebut. Pengukurannya meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir dan kebiasaan berperilaku. Untuk mengungkap kepribadian yang kreatif digunaka
Skala Sikap Kreatif, Skala
Kepribadian Kreatif, Group Inventory for Finding Creative Talent, dll.
4.
Menggunakan
riwayat hidup atau biografi, riwayat
hidup atau biografi
adalah catatan – catatan yang berisi perjalanan hidup seseorang baik yang ditulis
sendiri maupun yang ditulis orang lain. Inventory
biografi ini mengungkap tentang minat, hobi, kehidupan masa kecil serta pengalaman yang bermakna.
5.
Dengan menggunakan tes kreativitas. Banyak digunakan
oleh ahli psikologi, antara lain Munandar, Guilford, Torrance,
dan Williams. Tes kreativitas akan menghasilkan angka yang disebut
angka kreativitas atau CQ (
Creativity Quotient ). Umumnya terdiri dari tes berbentuk
verbal ( kemampuan
penggunaan bahasa ) dan figural
( menggunakan gambar ). Tes kreativitas menekankan
keunikan dan perbedaannya dengan orang lain serta keaslian,
keluasan, kelancaran, kerincian
jawaban. Tes kreativitas yang terkenal adalah : Tes Kreativitas Verbal (ciptaan Munandar
) , The Torrance, Test of creativity
Thinking ( ciptaan Paul Torrance ), Creativity Assesment
Packet ( ciptaan Williams ) yang terdiri dari 2 macam yaitu Test of Divergent Thinking dan Test
of Divergent Feeling.
Bertindak Inovatif.
Kewirausahaan diawali dengan proses imitasi dan duplikasi, kemudian berkembangan menjadi proses pengembangan, dan berakhir pada adalah proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan. Tahapan inovasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan pada masa inovasi adalah peluang, model peran, dan aktivitas. Perilaku kewirausahaan merupakan fungsi dari kopetensi, insentif, dan lingkungan.
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru
dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode,
dan cara. Sesuatu
yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui
proses berpikir kreatif
dan bertindak inovatif
merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan
keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga
adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha “look at old and thing something new or different”.
Sukses
kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir
dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new way)
(Zimmer, 1996:51).
Usahawan mencipta permintaan baru di dalam pasaran dengan menukar kombinasi faktor pengeluaran untuk mencipta sesuatu yang baru. Inovasi adalah kunci usahawan untuk bertahan (survival) di dalam keadaan persaingan perniagaan yang sengit
Perusahaan
yang dominan selalu ingin tetap nomor satu.
Sikap ini mendorongnya untuk mengambil tindakan ke tiga arah. Pertama,
perusahaan harus menemukan
cara untuk mengembangkan jumlah permintaan keseluruhan. Kedua, perusahaan harus menjaga tingkat bagian pasar yang dikuasainya dengan cara bertahan maupun
menyerang yang baik. Ketiga,
berikutnya nanti perusahaan dapat mencoba meningkatkan
bagian pasarnya meskipun luas pasar tidak berubah.
Definisi Inovasi menurut
Kinicki dan Williams (2003)
:
1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik.
2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan mereka berpuas
hati dengan apa yang ada (complacent).
3. Terutama sekali
apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif
Sedangkan definisi
inovasi menurut Chell (2001) : Inovasi juga bermaksud berfikir
(deemed) untuk menghasilkan sesuatu
yang baru di pasaran yang akan merubah
persamaan antara permintaan dan pengeluaran (supply-demand equation).
Wirausahawan
sebagai seorang innovator mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Penuh inisiatif dan mandiri.
2.
Mampu menentukan sikap mengahadapi lingkungannya.
3. Ulet dan berani menanggung resiko
4. Memiliki usaha kuat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jenis-Jenis inovasi
menurut Kuratko dan Hodgetts
(2004) menyatakan terdapat
empat asas kepada
inovasi :
1. Penciptaan (Invention)
2. Perluasan (Extension).
3.
Duplikasi
(Duplication).
4. Perpaduan (Synthesis).
Halangan Kepada
Inovasi diantaranya :
1. Organisasi tidak menggalakkan inovatif.
2. Tidak cukup sumber.
3. Tingkah laku tradisi pihak pengurusan.
4. Halangan sikap individu pekerja. Organisasi tidak menggalakkan inovasi :
1. Setengah organisasi berpuas hati dengan apa yang ada
dan tidak mau sembarang
perubahan.
2.
Bagi organisasi seperti
ini, perubahan boleh mengancam budaya dan prosedur
organisasi tersebut
3.
Dan kemungkinan perubahan
akan mengancam kedudukan
mereka.
4. Untuk mengelakkan perkara ini, pihak pengurusan akan menolak atau mengelak untuk memberi perhargaan kepada inovatif di dalam organisasi.
5. Selain dari itu, batasan di antara jabatan yang berlainan turut juga menghalang berlakunya komunikasi untuk inovatif ide di kalangan kakitangan. Strategi untuk menggalakkan inovasi :
1.
Kenal kemampuan sendiri.
2.
Tukar persepsi (pandangan) anda.
3.
Tukar budaya orgnisasi.
4.
Sanggup menghadapi kegagalan.
Seperti telah dikemukakan bahwa wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi.
Keberhasilan wirausaha dicapai
apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan
jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan.
Oleh sebab itu, inovasi
merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu
yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahan sebagai penggerak
perekonomian terletak pada kreasi baru untuk
menciptakan nilai secara terus-menerus.
Ide dan Peluang
Kewirausahaan
Wirausahaan dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah
semua tantangan menjadi peluang melalui ide-
idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven). Semua
tantangan bisa menjadi peluang apabila ada inovasi., misalnya
menciptakan permintaan melalui
penemuan baru. Dengan penemuan baru para pengusaha (business
innovation) perusahaan mengendalikan pasar (market- driven), dan
akhirnya membuat ketergantungan konsumen kepada produsen.
Dengan demikian, produsen
tidak lagi tergantung pada konsumen (seller-market) seperti
falsafah pemasaran yang konvensional.
Pengumpulan ide-ide
melalui beberapa kegiatan
diantaranya :
1.
Sumber-sumber ide, ide baru datang dari berbagai sumber. Ide dikumpulkan dari riset internal
dan kegiatan pengembangan
dalam berbagai pendekatan yang
dilakukan oleh banyak perusahaan. Sumber ide
baru meliputi : R&D laboratory, pekerja, customers, pesaing,
penemu diluar perusahaan, akuisisi dan anggota
rantai nilai.
2. Metode pengumpulan ide, dapat dilakukan dengan :
a. Mencari melalui publikasi
yang tersedia dari perusahaan
yang menjual atau lesinsi idea dimana mereka yang tidak berharap
mengkomersialkan.
b. Marketing riset, surve pengguna
produk membantu
mengidentifikasi kebutuhan yang bisa dipuaskan melalui produk baru.
c. Pengembangan internal
dan eksternal, didalam
perusahaan melalui laboratorium dan diluar perusahaan dari hasil penemuan ahli,
pemerintah dan laboratorium swasta.
d. Metode pengumpulan ide lainnya, memberikan insentif yang bisa berguna untuk mendapatkan ide-ide
produk baru dari pekerja, perantara
pemasaran dan customer.
Keberhasilan
dalam membangkitkan dan memproses ide baru dengan berbagai
kendala dan hambatan
yang dihadapi tergantung pada kemampuan perusahaan mengorganisasikan upaya-upaya pencarian
ide tersebut dengan baik, sejauh mana kehati-hatian
strategi perusahaan dinyatakan dan sumber
daya apa yang digunakan.
Kepentingan
relatif dari sumber-sumber gagasan baru berbeda-beda, tergantung pada perusahaan, industri,
dan sejauh mana produk
tersebut benar-benar dianggap baru. Selain timbul secara kebetulan
sumber-sumber gagasan produk baru timbul
dari hal-hal berikut ini :
1. Pelanggan merupakan sumber penting terutama untuk menghasilkan gagasan mengenai produk- produk industrial baru. Dibidang instrument ilmiah dan proses manufaktur sebagian besar inovasi dihasilkan dari masukan para pemakai. Perusahaan juga bias mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan menggunakan riset pemasaran, laporan penjualan, diskusi kelompok pengguna dan dengan mendengarkan keluhan tentang kinerja produk sekarang.
2. Personnel perusahaan seringkali memberikan saran yang bermanfaat untuk produk baru terutama tambahan lini produk dan perbaikan produk. Sumber didalam perusahaan yang paling penting adalah anggota-anggota dari staf litbang atau kerekayasaan, personel penjualan, manajer produk, personel periklanan dan peneliti pemasaran
3. Saluran distribusi, seperti distributor yang bekerja sama dengan pelanggannya bisa sangat membantu dalam menyarankan modifikasi produk atau perluasan lini produk bagi produk-produk yang ada. Gagasan ini kemudian dapat dicek dengan pelanggan pengguna akhir.
4. Pesaing juga merupakan sumber gagasan produk baru. Dalam banyak kasus perusahaan tidak memiliki banyak pilihan kecuali merespon produk kompetitif dengan salah satu produk yang diproduksinya
5. Kantor pemerintah, penemuan-penemuan riset yang diumumkan oleh kantor pemerintah juga dapat memperbaharui gagasan produk baru.
6.
Sumber-sumber lain adalah dari majalah bisnis,
asosiasi perdagangan, biro iklan, perusahaan riset pemasaran, konsultan, laboratorium komersil, serta
laboratorium universitas atau institute.
Teknik menghasilkan ide :
Ide cemerlang merupakan hasil
perpaduan dari ilham, keringat dan teknik. Berikut
ini terdapat sejumlah
teknik “kreatifitas” yang bisa membantu
menghasilkan gagasan yang lebih
baik.
a. Membuat daftar rincian attribute.
b. Menentukan hubungan
masing-masing barang dengan
barang lainnya.
c.
Analisis struktur terkait
dengan produk yang dihasilkan,
misalnya dimensi-dimensi yang terkait dengan produk
baru.
d. Identifikasi masalah
dan kebutuhan, dari ketiga teknik
diatas sama sekali tidak melibatkan masukan dari konsumen untuk menghasilkan ide. Sebaliknya identifikasi masalah dan kebutuhan diawali
dari konsumen. Konsumen
ditanya mengenai persoalan
atau kesulitan yang mereka hadapi
dalam mengkonsumsi produk atau kelompok produk tertentu. Teknik ini bisa
juga dilakukan dengan cara sebaliknya
yaitu konsumen diberi kesulitan dan
diminta untuk menunjukkan jenis
barang mana yang masing-masing membawa kesulitan.
Tahap penyaringan gagasan adalah titik keputusan dimana lebih banyak proyek produk baru dimatikan ketimbang bagian manapun dalam proses pengembangan. Penyaringan gagasan adalah keputusan yang sulit karena hanya sedikit informasi yang dapat diandalkan tersedia pada pasar produk yang diajukan, biaya dan sifat investasi yang dibutuhkan. Tujuan pokok penyaringan ide adalah memilih dan membuang ide yang tidak baik sedini mungkin, alasannya karena biaya pengembangan produk makin meningkat dengan makin jauhnya tahap dalam proses keseluruhan dan manajemen seringkali merasa bahwa dana yang diinvestasikan sudah cukup besar sehingga produk harus diteruskan sampai pada tahap komersialisi untuk menutup sebagian investasinya
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang terjadi dengan cara:
1. Pengurangan kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.
2. Penyebaran risiko
pada aspek yang paling mungkin.
3.
Pengelolaan
risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Ada risiko yang dapat dievaluasi, yaitu : (1) risiko pasar
atau risiko persaingan, (2) risiko finansial,dan (3) risikoteknik. Risiko pasar terjadi
akibat adanya ketidakpastian pasar. Risiko finansial
terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya
biaya. Risiko teknik terjadi sebagai
akibat adanya kegagalan
teknik. Pada hakikatnya, ketidakpastian pasar terjadi
akibat dari berbagai faktor seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial
politik.
Menurut Zimmerer
(1996:82) kreativitas sering
kali muncul dalam bentuk
ide-ide untuk menghasilkan barang dan
jasa-jasa baru. Ide itu sendiri bukan peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Banyak
ide yang betul- betul asli, akan
tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika
wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Pertanyaannya , bagaimana ide bisa
menjadi peluang ? Ada beberapa cara, antara lain:.
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/ metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari
ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi
baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan.
Banyak wirausaha yang berhasil bukan atas ide
sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain
yang bisa dijadikan peluang.
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi
peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap
peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut
proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide
potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan (screening) ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Menciptakan produk baru dan berbeda. Ketika
ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya
dalam bentuk barang dan jasa
baru, maka produk dan jasa tersebut
harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada
di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar berguna, barang dan jasa itu harus
bernilai bagi konsumen baik pelanggan maupun konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha
harus benar-benar mengetahui
perilaku konsumen di pasar. Dalam
mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada
dua unsur pasar yang perlu diperlukan (1) permintaan
terhadap barang/ jasa yang dihasilkan, (2) waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/ jasa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses perlu menciptakan produk dan jasa unggul yang memberikan nilai kepada konsumen.
Misalnya, apakah produk-produk barang
dan jasa tersebut dapat meningkatkan efisiensi
bagi pemakainya ? Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui
juga oleh pembeli potensial ? Berapa
persen target yang ingin dicapai dari
segmentasi pasar tersebut ? Pertanyaan- pertanyaan di atas penting
dalam menciptakan peluang.
Secara implisit, apabila wirausaha
baru menfokuskanpada segmen
pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat tergantung pada perilaku segmen pasar. Kemampuan
untuk memperoleh peluang itu akan sangat tergantung pada
kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi
aspek : (1) kemampuan untuk menganalisis demografi pasar, (2) kemampuan untuk menganalisis
sifat serta tingkah laku pesaing, (3) kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan ketafakuman pesaing
yang dianggap dapat menciptakan peluang.
2. Mengamati pintu peluang, wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati -kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan,
kekuatan, dan peluang yang dimiliki
pesaing dan peluang
yang dapat diperoleh, ada beberapa pertanyaan, yaitu : (1) pertanyaan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan pesaing
dalam pengembangan produk,
meliputi bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk jika dibandingkan kemampuan teknik yang
dimiliki? Dan bagaimana track-record pesaing untuk mencapai
sukses dalam pengembangan produk?, (2) pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang
dimiliki, meliputi: sejauh mana kemampuan
dan kesediaan pesaing
untuk melakukan investasi
dalam pengembangan produk
baru dan produk awal? Dan keunggulan
pasar apa yang dimiliki oleh pesaing?, (3) pertanyaan
untuk mentukan apakah pintu peluang ada atau tidak, meliputi: sejauh mana kecepatan
perusahaan membawa produk ke pasar dapat mendahului pesaing?, apakah kapabilitas
dan sumber- sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk membawa
produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?, apakah perusahaan memiliki
kekuatan yang cukup untuk
menguasai serangan pesaing?.
Menurut Zimmerer (1996:87) ada
beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang, yaitu : (1) produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang
relatif singkat, (2) kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus dipertimbangkan sebelumnya, (3) bila pesaing tidak
begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya, (4) pesaing tidak memiliki teknologi
canggih, (5) pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya, (6) perusahaan
baru memiliki kemampuan dan sumber- sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang dikeluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?.
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?.
5.
Memperhitungkan risiko yang mungkin
terjadi, misalnya risiko teknik, risiko finansial, dan risiko pesaing.
Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing
untuk mempertahankan posisinya
di pasar. Risiko pesaing meliputi
pertanyaan : (1) kemungkinan
kesamaan dan keunggulan produk apa yang
dikembangkan pesaing?, (2) tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh pesaing dalam pengembangan produknya?, (3) seberapa jauh dukungan keuangan
pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk yang diperkenalkannya?, (4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?.
6. Analisis kelemahan,kekuatan,peluang, dan ancaman atau analisis strength, weaknss, oppurnity, and threat (SWOT) sangat penting dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
Rintisan Usaha Baru
Sangat banyak
usaha yang bisa digarap, mana yang akan dipilih
bergantung kepada beberapa
hal, antara lain :
1.
Minat seseorang, misalnya
berminat dalam bidang industri atau kerajinan dan perdagangan/jasa.
2.
Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau
belum, atau apa saja yang dimiliki.
3.
Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang
dengan usaha tersebut.
4. Dan berbagai
peluang lainnya.
Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru, dapat kita lihat hubungan antara Rumah Tangga Produsen (RTP) dengan Rumah Tangga Konsumen (RTK). Yang digambarkan dalam Circular Flow :
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi yang diproduksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama antara RTP dengan RTK ini berjalan sepanjang masa dan saling menunjang kemajuan.
Pilihan usaha
yang akan dikembangkan ini tergantung kepada minat, pengetahuan dan fasilitas yang ada pada masing-masing kelompok.
Pilihan mencakup dua bidang bisnis
utama yaitu produksi dan perdagangan (jasa).
Bagi orang-orang kreatif banyak terbuka
lapangan untuk berwirausaha. Sebelum
sampai ke penetapan pilihan usaha apa
yang akan dibuka maka calon usahawan, harus melakukan
survey, observasi lapangan, dan bayak bertanya
bagaimana seluk-beluk usaha bisnis dalam bidang tertentu. Kita harus berhati-hati jangan sampai mendapat
teman palsu yang pura-pura menjadi
partner baik tetapi malah menjerumuskan. Perlu diingat bahwa di
dalam masyarakat, kita akan menemukan
orang-orang yang berperilaku negatif, tidak
sebaik yang kita duga, atau tidak sama baiknya dengan kita. Bolehlah kita berasumsi bahwa tidak semua orang itu baik. Asumsi ini akan membuat kita lebih
waspada terjun ke lapangan bisnis.
Akan tetapi kita tidak perlu takut , ragu dan
batal membuka bisnis.
Perencanaan produk
Produk baru diartikan sebagai
produk baru bagi perusahaan, modifikasi dari produk yang sudah ada, duplikat
dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan produk asli innovatif. Produk baru diperkirakan bisa memberi sebuah
proporsi yang tinggi bagi pertumbuhan
perusahaan dan kadang-kadang memberikan kontribusi utama
terhadap laba bisnis keseluruhan.
Dalam
perencanaan produk, produk harus dipandang sebagai pemecahan
masalah bagi konsumen,
dimana jika seorang konsumen membeli sebuah produk
mereka dapat memperoleh manfaat
dari penggunaan produk tersebut. Dan yang terpenting disini adalah bagaimana
konsumen percaya bahwa suatu produk dapat memenuhi
kebutuhannya, bukan bagaimana
penjual memandang produk tersebut. Jika kebutuhan konsumen
sudah terpenuhi, diharapkan
timbul kepuasan dalam diri mereka sehingga
dimasa yang akan datang mereka akan
melakukan pembelian berikutnya terhadap produk yang sama. Beberapa factor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produk
baru, yaitu :
1. Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan
konsumen lengkap.
2. Sumber daya yang mendukung terhadap pengembangan produk baru.
3. Perkiraan penyimpangan produk baru dalam
memenuhi pasar sasaran.
4. Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan produksi produk
baru.
5. Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.
6. Kapan waktu yang paling tepat untuk meluncurkan produk baru.
7.
Jasa terkait sebagai
pendukung produk baru
Terdapat empat tipe dasar dalam program pengembangan produk, yaitu :
1. Modifikasi produk
lini.
2. Diluar produk
lini/ produk substitusi.
3. Produk komplemen.
4.
Produk Innovasi
Produk baru
berpeluang menawarkan nilai superior
ke customer dan secara total produk baru dapat meningkatkan keberadaan produk.
1. Jenis-jenis produk baru :
Perkenalan barang atau jasa baru
bisa diklasifikasikan menjadi :
Benar-benar baru bagi pasar dan luasnya nilai
yang disiptakan, menghasilkan jenis-jenis produk baru berikut ini :
a. Innovasi transformasional, produk yang secara radikal baru dan penciptaan nilai yang substansial.
b.
Innovasi
substansial, produk
yang secara significan baru dan menciptakan nilai penting untuk customer.
c. Innovasi incremental, innovasi, produk baru yang menyediakan peningkatan performans atau nilai yang diterima lebih baik (atau biaya
lebih rendah). Sebuah perusahaan yang berinisiatip mengembangkan produk baru dapat melakukan
innovasi dalam satu atau lebih dari ketiga kategori diatas. Kenyataannya, banyak produk baru merupakan perluasan dari jalur produk yang ada dari total
produk baru yang dihasilkan.
2. Menemukan peluang
nilai customer.
Kebutuhan customer menjadi
informasi penting yang menentukan nilai peluang yang ada dalam pengembangan
produk baru. Identifikasi dan analisis segmen
pasar membantu untuk mengetahui segmen yang
menawarkan peluang produk baru ke organisasi.
Kepuasan customer mengindikasikan seberapa baik pengalaman menggunakan produk dibandingkan dengan nilai yang diharapkanoleh pembeli.
a. Nilai customer.
Tujuan analisis nilai customer adalah
mengidentifikasi kebutuhan :
§ Produk baru
§ Peningkatan produk
yang ada.
§ Peningkatan dalam
proses produksi
§ Peningkatan layanan
pendukung
b. Kapabilitas yang cocok untuk peluang nilai.
Setiap peluang nilai harus
dipertimbangkan pada saat organisasi mempunyai kapabilitas untuk membawa nilai customer yang superior. Organisasi secara normal akan mempunyai kapabilitas yang dibutuhkan perluasan
lini produk dan tambahan
peningkatan. Pengembangan produk untuk sebuah kategori produk baru membutuhkan penilaian pada kapabilitas organisasi mengenai kategori baru.
c. Innovasi transformasional.
Customer barangkali bukan
penuntun yang baik untuk idea produk
baru yang secara total mungkin disebut
radikal atau penerobosan innovasi sejak mereka membentuk
keluarga produk baru atau bisnis
baru. Ketika setiap ide dibawah
pertimbangan, pelanggan potensial mungkin tidak mengerti bagaimana produk baru akan mengganti produk yang ada. Masalahnya adalah customer tidak mungkin mengantisipasi sebuah
preferensi untuk sebuah produk baru yang revolusioner.
3. Karakteristik innovator yang berhasil.
Perencanaan produk baru mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar dan menentukan susunan produk lininya. Adanya perencanaan produk baru ini akan mendorong perusahaan meningkatkan perolehan labanya atau paling tidak membuat laba menjadi stabil.
Tahapan dalam perencanaan produk
baru terdiri dari :
1. Tujuan perencanaan produk baru
Tujuan dari perencanaan produk
baru adalah supaya peluang produk
baru dapat sukses dipasar pada tahap komersialisasi
menjadi lebih besar. Perusahaan harus menetapkan tujuan dari perencanaan produk baru yang meliputi kesesuaian dengan sumber daya perusahaan, penerimaan penjualan minimum dan pangsa pasar
(market share).
2. Pembangkitan ide.
Ide produk baru dapat berasal
dari berbagai macam sumber, seperti dealer, kompetitor, tenaga penjualan dan karyawan lainnya
pada perusahaan. Salah satu sumber
ide paling potensial
berasal dari pelanggan
yang merefleksikan masalah mereka terhadap produk yang ada sekarang. Sumber-sumber ide kreatif yang dipertimbangkan secara umum membutuhkan
sebuah pendekatan formal untuk
menentukan produk baru alternatif. Elemen kritis
pada proses pembangkitan ide-ide
adalah pengembangan konsep produk
baru, salah satu diantaranya adalah menjelaskan tentang
analisis struktur keuntungan dari produk baru.
3. Penyaringan.
Tahap penyaringan ini merupakan
keputusan yang paling sulit karena hanya sedikit
informasi yang dapat diandalkan
tersedia pada pasar produk yang diajukan, biaya
dan sifat investasi yang dibutuhkan. Pada tahap penyaringan ide dilakukan
melalui proses eliminasi
terhadap ide-ide yang terkumpul dengan berbagai pertimbangan untuk memilih sejumlah ide
terbaik dan konsisten dengan tujuan pengembangan produk sekarang. Dengan demikian diharapkan ide-ide produk baru
yang terpilih dapat sukses dipasar dan dapat mencapai
tujuan dan sasaran
perusahaan.
4.
Pengevaluasian.
Ide-ide yang telah disaring
lalu dievaluasi. Pengevaluasian terhadap perencanaan produk baru merupakan aspek keamanan apabila produk
ditarik, hutang produk yang cukup
tinggi dan menghindari biaya
modifikasi yang besar.
5. Analisis bisnis
Analisis bisnis meliputi kegiatan
untuk memastikan produk akan dibeli oleh konsumen dan berapa perolehan keuntungan yang mampu dihasilkan
oleh produk baru. Yang menjadi
pertimbangan adalah :
a.
Perkiraan
penjualan.
b.
Pola penjualan dan biaya.
c. Produk
baru berpotensi sebagai produk substitusi untuk pengganti
produk yang ada sekarang.
d.
Persyaratan
fasilitas produksi untuk produk baru.
6. Pengembangan.
Pada tahap pengembangan, produk yang telah dianalisis secara bisnis diproduksi secara besar- besaran dan mengembangkan lini produk. Produk baru akan lebih diperhitungkan jika dalam memproduksinya didukung dengan penggunaan fasiltas produksi, tenaga kerja dan manajemen yang baik.
7. Komersialisasi.
Produk yang telah diproduksi
kemudian siap untuk dipasarkan kepada konsumen yang membutuhkan.
Membentuk sebuah budaya innovative adalah sebuah fondasi penting untuk innovasi. Menetapkan beberapa batasan tipe-tipe produk baru yang dipertimbangkan untuk pengembangan yang mungkin. Tahapan dalam proses pengembangan produk baru terdiri dari :
1.
Pengembangan
sebuah budaya dan strategi untuk innovasi.
Komunikasi terbuka
diseluruh organisasi dan termasuk tingkat
tertinggi dari pekerja
dan minat adalah karakteristik budaya innovative. Strategi
innovasi organisasi menguraikan pilihan manajemen untuk peluang produk baru. Penciptaan atau kekuatan sebuah budaya innovasi bisa didorong
oleh beberapa inisiatif manajemen
yang saling berhubungan, seperti :
a. Perencanaan
dan implementasi workshop dua hari untuk eksekutif
puncak untuk mengembangkan sebuah rencana innovasi.
Disini terdiri dari tim lintas fungsi,
alokasi sumber daya, rewards, metriik
perfomans innovasi.
b. Mengembangkan
sebuah deklarasi acara innovasi yang penting
mengenai tujuan perusahaan dan peran dan tanggungjawab senior
manajer.
c. Mengadakan program
training innovasi bagi pekerja dan manajer untuk meningkatkan komitmen
dan keterlibatan.
d. Mengkomunikasikan innovasi
prioritas melalui artikel, newsletters dan presentasi ke pekerja, pemegang
saham dan customers.
e. Skedul pembicara
innovasi pada sebuah basis regular
untuk menyingkap wewenang
innovasi pekerja.
Sebuah
strategi produk baru yang berhasil meliputi
empat aspek berikut :
a. Menetapkan
yang spesifik, menulis tujuan produk baru (penjualan, konstribusi profit, pasar dan bagian pasar dan lain-lain).
b. Komunikasi ke seluruh bagian
organisasi mengenai peran
produk baru dalam menyumbang terhadap sasaran
bisnis.
c. Mendefenisikan area focus strategis
perusahaan yang berkenaan
dengan scope produk, pasar dan teknologi.
d. Termasuk jangka panjang, transformasi proyek pada portfolio
bersama-sama dengan peningkatan proyek.
2.
Pengembangan proses perencanaan produk baru
yang efektif.
Innovasi harus dicapai melalui
proses memasukan pada tempat di organisasi. Pengembangan yang berhasil dar sebuah produk baru membutuhkan perencanaan sistematis, untuk mengkoordinasikan banyak
keputusan, kegiatan-kegiatan dan fungsi- fungsi penting untuk menggerakkan idea
produk baru ke keberhasilan komersial. Berikut ini dapat digambarkan sebuah proses perencanaan produk baru :
Keberhasilan perencanaan produk baru membutuhkan :
a. Membangkitkan sebuah aliran ide produk baru berkelanjutan
yang akan memuaskan kebutuhan organisasi untuk produk baru
b.
Meletakkan
proses dan metode
penempatan untuk mengevaluasi ide produk baru seperti pergerakan melalui setiap tahapan
perencanaan.
3. Tanggung
jawab perencanaan produk baru Pengembangan sebuah produk baru menyangkut fungsi
bisnis berbeda seperti
: marketing, keuangan, operasi, sumberdaya manusia
dan R&D, jalan yang mendorong interaksi dan koordinasi
menjadi perlu sekali.
Interaksi dan koordinasi yang diperlukan dalam
pengembangan produk baru yang berhasil
terdiri dari :
a.
Koordinasi kegiatan-kegiatan produk baru
melalui seorang manajer
bisnis tingkat tinggi.
b.
Koordinasi antar fungsi melalui sebuah tim
dari representative perencanaan produk baru.
c.
Membentuk proyek lintas fungsi yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan produk baru.
d. Perancangan perencanaan koordinasi antar departemen untuk seorang manajer
produk baru.
e.
Formasi sebuah struktur
organisasi untuk mengintegrasikan perencanaan produk baru dengan fungsi-fungsi bisnis.
f. Membentuk sebuah pusat desain yang sama dengan
konsep untuk sebuah tim produk baru, kecuali
pusat adalah bagian permanen dari sebuah organisasi.
Penyaringan gagasan juga merupakan keputusan kritis karena prosedur penyaringan yang terlalu lemah dapat menyebabkan diterimanya ide-ide tidak bagus sehingga produk baru yang dikembangkan mengalami kegagalan dipasar dan sebaliknya jika prosedur penyaringan terlalu ketat, ada kemungkinan ide yang bagus, mempunyai prospek dan berharga ditolak dan bahkan akan lebih mahal bagi perusahaan karena kehilangan peluang. Prosedur penyaringan yang dilakukan dengan cara memeringkat gagasan produk baru, terdiri dari tujuh tahap berikut :
1. Menetapkan dimensi penting yang seharusnya menjadi pertimbangan bagi perusahaan seperti marketability produk dan daya tarik pasar.
2.
Membagi dimensi yan penting dalam sub-fakor.
3. Memberi bobot sub-faktor.
4.
Memperkirakan kinerja masing-masing sub-faktor.
5. Menghitung nilai
perkiraan.
6.
Mengalikan
total nilai.
7. Menghitung indeks total.
Keunggulan system ini terletak
pada mendorong setiap orang yang terlibat dalam evaluasi
produk baru untuk mengidentifikasi
criteria yang relevan dan menghitung nilai masing-masing. Kelemahannya berasal dari kemungkinan bahwa ringkasan penilaian
menutup-nutupi kelemahan penting yang apabila diungkap proposal
produk sebenarnya tidak layak.
Selanjutnya ide-ide yang bertahan hidup pada tahap penyaringan kemudian dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengurangi resiko, membantu meningkatkan peluang produk dan rencana pemasaran strategisnya sehingga mempertajam peluang keberhasilan dan profitabilitas jangka panjangnya. Evaluasi terhadap ide-ide produk baru berdasarkan pada :
1. Potensi pasar.
2. Luasnya potensi pasar yang mampu dipenuhi oleh perusahaan.
3.
Biaya yang berhubungan dengan proyek pengembangan produk baru.
4. Perkiraan kemampulabaan dari produk baru.
Tujuan evaluasi
adalah untuk memastikan bahwa produk baru akan
memberi manfaat yang diinginkan dan memberikan data untuk meningkatkan produk dan atau mengurangi biayanya.
Hasil evaluasi itu menunjukkan bagaimana produk baru akan bekerja dibawah
kondisi penggunaan aktual.
Analisis
bisnis dilakukan untuk memperkirakan hasil penjualan
yang benar-benar akurat pada satu periode waktu. Yang perlu diketahui dalam analisis bisnis adalah tingkat dimana konsumen tertarik untuk mencoba
produk baru dan berapa jumlah
pembelian pertama yang mungkin dilakukan.
Didalam proses
pengembangan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen perusahaan berhasil
menemukan seberapa daya tarik bisnis dari suatu usulan. Tetapi hal ini tidak cukup karena masih
harus diikuti dengan perhitungan proyeksi
atas hasil penjualan, biaya dan keuntungan yang akan diperoleh. Dengan
demikian sasaran perusahaan tetap
menjadi tolok ukur perbaikan-perbaikan atas
analisis bisnis dan akan berlanjut
dengan masuknya informasi-informasi baru.
Pengembangan produk baru dilakukan setelah analisis bisnis selesai, pembeli tidak membeli ide produk tetapi mereka membeli konsep produk. Setiap ide produk dapat diolah menjadi beberapa konsep produk. yaitu poduksi penuh untuk memenuhi permintaan sesuai dengan potensi pasar, kemampuan produksi dan kemampuan perusahaan.
1. Proses pengembangan produk baru.
a. Spesifikasi produk.
b. Desain
industri.
c. Prototype.
d. Melakukan pengujian.
e. Proses pengembangan
2. Pengembangan kerjasama.
Kerjasama partnership dalam penelitian dan pengembangan
digunakan untuk meningkatkan usaha yang sudah dirintis dan dijalankan.
Pemasaran dan
Perdagangan.
Pemasaran.
Pengertian
Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,
1997). Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa pemasaran sebagai
suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli
secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut
beroperasi dalam suatu lingkungan
yang dibatasi sumber-sumber dari
perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan,
maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Pengertian Pemasaran
menurut Kotler (2000: 8), adalah proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan
proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka
butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Bagian pemasaran
yang modern merupakan
hasil suatu evolusi panjang.
Paling sedikit terdapat lima tahapan, dan
saat ini perusahaan-perusahaan bisa ditemukan sedang berada dalam salah satu tahap evolusi. diantaranya :
1. Bagian Penjualan yang Sederhana.
Semua perusahaan bermula dari empat fungsi sederhana
orang harus mencari dan mengelola modal (keuangan),
menghasilkan produk atau jasa (operasi), menjualnya
(penjualan), dan melakukan pembukuan (akunting).
2. Bagian
Penjualan dengan Fungsi-Fungsi Tambahan. Perusahaan yang berkembang memerlukan penelitian pemasaran, iklan dan pelayanan
kepada konsumen secara
lebih berlanjut dan lebih bersifat
ilmiah.
3.
Bagian Pemasaran Terpisah.
Dalam berkembangnya perusahaan
maka bertambah penting pula
fungsi-fungsi pemasaran yang lain, yaitu riset pemasaran, pengembangan produk baru, periklanan dan promosi penjualan
serta pelayanan kepada konsumen, yang semuanya itu untuk membiayai fungsi-fungsi pemasaran lainnya.
4. Bagian Pemasaran yang Modern
Walaupun bagian pemasaran dan bagian penjualan
diharapkan bekerja sama secara harmonis,
namun hubungan mereka sering diwarnai
oleh kecurigaan dan persaingan. Bagian penjualan cenderung
berorientasi jangka pendek dan sibuk dengan hasil
penjualan saat ini. Sedangkan bagian pemasaran cenderung
berorientasi jangka panjang
dan menyibukkan diri dengan rencana
produk-produk yang tepat dan
strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dalam jangka panjang.
5.
Perusahaan
Pemasaran Modern.
Suatu perusahaan bisa mempunyai
bagian pemasaran yang modern,
namun tidak beroperasi sebagai perusahaan pemasaran
modern. Hal ini tergantung dari bagaimana pejabat perusahaan lain
memandang fungsi pemasaran. Jika mereka menganggap bahwa pemasaran
terutama hanya satu semua bagian bekerja untuk konsumen
dan bahwa pemasaran
bukannya hanya sekedar nama
suatu bagian, tetapi merupakan filsafat perusahaan, maka perusahaan itu akan menjadi
suatu perusahaan pemasaran
yang modern.
Pemasaran merupakan
kegiatan yang amat penting dalam operasional suatu bisnis. Pada
tahap perusahaan baru didirikan
posisi bagian produksi, keuangan, personalia dan pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan, maka porsi perhatian
lebih besar diberikan kepada bagian pemasaran, dan lebih khusus
lagi fokusnya ialah “Langganan”.
Di dalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausaha memperhatikan konsep AIDA+S. Singkatan dari :
A = Attention.
I = Interes. D = Desire. A = Action.
S = Satisfaction. (Alma, 2000
: 141)
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan
yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat menarik
hati konsumen/langganan. Pertama
kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu
muncul lebih dulu perhatian (Attention), lalu konsumen tersebut
timbul niatnya (Interes), setelah masuk ke dalam toko mempunyai keinginan (Desire) makin
meningkat, setelah cocok langgsung membayar (Action). Setelah barang dibawa kerumah
dan dikonsumsi maka muncul kepuasan
dan ketagihan (Satisfaction).
Pedoman
strategi pemasaran tergantung pada apakah produk
baru yang dikembangkan merupakan peningkatan
atau baru bagi perusahaan. Kemudian
melengkapi persyaratan dengan strategi targeting
dan strategi positioning. Menambah peningkatan produk
bisa saja hanya membutuhkan sebuah
strategi promosi yang direvisi untuk menyampaikan informasi
ke pembeli sasaran
tentang keuntungan ditingkatkannya penawaran produk. Juga penting
untuk mempertimbangkan bagaimana produk baru
akan mempengaruhi penjualah produk yang ada. Strategi pemasaran
membantu untuk menghindari masalah pada waktu memperkenalkan kepasar.
1. Keputusan strategi
pemasaran.
Desain strategi pemasaran harus awalnya memulai
dengan proses perencanaan produk baru, melengkapinya dengan beberapa kegiatan
yang dibutuhkan dan mengurangi
waktu pengenalan pasar adalah sebuah
keunggulan persaingan yang penting. Perencanaan
strategi pemasaran mulai dengan tahap evaluasi konsep dan melanjutkan selama pengembangan
produk. Kegiatan-kegiatannya seperti pengemasan, pemilihan
nama, pertimbangan lingkungan, informasi produk, warna, bahan
baku dan keselamatan produk harus juga diputuskan antara engineering, operasi dan pemasaran.
a.
Market targeting, pemilihan pasar sasaran
untuk produk baru memerlukan jarak dari penawaran
sebuah produk baru untuk sebuah sasaran yang ada, untuk mengidentifikasi sebuah kelompok baru pengguna
potensial.
b. Positioning strategy,
beberapa keputusan positioning yang diputuskan selama tahap pengembangan strategi pemasaran. Strategi
produk terdiri dari kemasan, pemiolihan nama, ukuran dan aspek-aspek lain dari produk yang harus diputuskan. Strategi distribusi
menentukan saluran distribusi yang digunakan. Dan juga penting
membentuk strategi harga, dan mengembangkan sebuah strategi periklanan dan promosi penjualan.
2. Pilihan pengujian pasar.
Pengujian poasar bisa dipertimbangkan setelah produk dikembangkan secara penuh, menyediakan produk yang pantas untuk pengujuan pasar. Pengujian pasar melihat respon pembeli pada produk baru dan mengevaluasi satu atau lebih strategi positioning. Pengujian pasar juga diadakan untuk bisnis to bisnis barang dan jasa. Pengujian pemasaran konvensional menjadi alternative mahal karena menyediakan pengujian pemasaran simulasi dan pengujian pemasaran didasarkan scnner. Peralatan pengujian untuk setiap tahapan proses perencanaan produk baru di indikasikan sebagai berikut :
a. Pengujian
pemasaran simulasi, dengan merekruit pembeli potensial
ketika mereka berbelanja.
b. Pengujian pasar didasarkan scanner, system ini menggunakan
informasi dan respons dari anggota panel yang direkruit pada setiap kota yang diuji.
c. Pengujian pemasaran
konvensional, metode ini menguji
pasar perkenalan dibawah kondisi pasar actual satu atau lebih pasar diuji.
d. Pengujian
produk industry, bisa digunakan untuk produk industry.
e. Seleksi
tempat pengujian, kiteria yang digunakan untuk pengujian
tempat yang potensial
untuk produk konsumen :
1)
Mewakili seperti ukuran
populasi.
2)
Pendapatan
per kapita secara
khusus.
3)
Kebiasaan pembelian secara khusus.
4)
Stabilitas
penjualan sepanjang tahun.
5)
Relative terisolasi dari kota lain.
6)
Tidak mudah diganggu
oleh pesaing.
7)
Perencanaan
outlet distribusi secara
khusus.
8)
Kesediaan
ritel akan perusahaan.
9) Ketersediaan media
10) Ketersediaan riset dan perusahaan layanan audit.
f. Lamanya pengujianakan mempengaruhi hasil tes.
g. Pengaruh eksternal, kadang-kadang sangat banyak masalah
ditemukan pada factor eksternal yang
mempengaruhi hasil pengujian pasar adalah persaingan yang tidak dihitung pada sebuah basis normal.
3.
Model-model
produk baru, berguna
dalam menganalisis data
pengujian pasar dan memprediksi keberhasilan pasar komersial.
Tahap terakhir
dari perencanaan produk baru setelah
pengembangan adalah tahap komersialisasi. Pada tahap ini dibutuhkan koordinasi diantara berbagai area fungsional perusahaan terutama pemasaran, produksi
dan distribusi fisik. Investasi dalam jumlah yang besar tidak hanya pada bagian produksi tapi juga pada bagian
pemasaran. Terdapat sejumlah pilihan
strategi komersialisasi yang berbeda untuk memasuki pasar, yaitu :
1.
Masuk skala terbatas, biasanya perusahaan
masuk dengan skala yang kecil agar bisa menghindari kerugian
yang besar.
2.
Masuk dengan skala penuh, masuk pasar dengan skala penuh. Pertimbangan masuk dengan skala
penuh karena pesaing dapat masuk dengan cepat sehingga skala
terbatas dapat dicapai.
Strategi lain harus sejalan
dengan kepemilikan dan kontrol
dari produk baru, pilihannya meliputi pemberian lisensi, menjual
produk dan waralaba.
Selama peluncuran produk, system pengawasan perlu dilakukan untuk mengukur interval frekuensi dan data geografis yang sama dengan apa yang diperoleh pada analisis bisnis, misalnya penjualan, ketersediaan produk, keefektifan dari tawaran perdagangan, kesadaran konsumen, percobaan, pembelian ulang, tindakan pesaing dan lain-lain.
Bagian
pemasaran yang modern menunjukan adanya bentuk-bentuk
penyusunan yang tak terhitung jumlahnya. Semua
organisasi pemasaran harus menyesuaikan diri dari empat dimensi dasar
dari aktivitas pemasaran, yaitu :
1. Organisasi Fungsional. Bentuk organisasi
pemasaran yang paling umum menunjukkan
lima spesialis yaitu : manajer penjualan, manajer riset pemasaran, dan manajer produk-produk baru. Para spesialis fungsional tambahan bisa terdiri dari seorang manajer jasa konsumen, manajer perencanaan
pemasaran, dan manager distribusi fisik. Keuntungan utama dari organisasi pemasaran fungsional ini dalam kesederhanaan administrasinya. Sebaliknya,
pada saat produk-produk perusahaan dan pasar berkembang, bentuk ini tidak
efektif lagi.
2. Organisasi Geografis, Suatu perusahaan yang menjual produk di pasar nasional sering mengorganisasi wiraniaganya dan kadang juga fungsi lain menurut lini geografis. Beberapa perusahaan sekarang ini mempekerjakan spesialis pemasaran lokal untuk mendukung usaha-usaha penjualan pada pasar yang bervolume tinggi.
3. Organisasi manajemen produk, Perusahaan yang memproduksi bermacam-macam produk atau mereka sering membentuk suatu organisasi manajemen produk. Organisasi manajemen produk tidak menggantikan organisasi manajemen fungsional, tetapi bertugas sebagai lapisan lain dari manajemen. Suatu organisasi manajemen produk hanya bermanfaat bila produk-produknya sangat berbeda dan atau jumlah produk di luar jangkauan kapasitas organisasi pemasaran fungsional.
4. Organisasi manajemen pasar, Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan banyak produk yang mengalir ke banyak pasar menghadapi suatu dilema. Mereka bisa menggunakan sistem manajemen produk yang menghendaki manajer produk mengenal secara dekat pasar-pasar yang beraneka ragam.
5. Organisasi perusahaan terpadu/divisional, Seiring dengan bertambah besarnya perusahaan multi- produk, mereka sering mengubah kelompok- kelompok produk yang lebih besar menjadi divisi- divisi terpisah. Divisi-divisi itu menentukan bagian- bagian dan pelayanan-pelayanan mereka sendiri.
Suatu
perusahaan akan beberapa kali mengorganisasi
kembali fungsi pemasarannya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Setiap kali fungsi pemasaran
akan disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan ditingkat-tingkat tertentu.
Evolusi dari bagian pemasaran dijelaskan oleh Tyebjee, Bruno, dan Mc Intyre berdasarkan wawancara mereka terhadap
perusahaan yang berteknologi tinggi. Mereka membuat
empat tingkatan dalam evolusi pemasaran
perusahaan yaitu :
1. Pemasaran secara wiraswasta, perusahan yang berteknologi tinggi, memulai usahanya dipimpin oleh seorang wirasuasta yang menguasai hal-hal teknis, tetapi tidak begitu menguasai pemasaran. Wiraswasta ini merancang produk-produk perdana untuk konsumen khusus dan memasarkannya sendiri. Volume perusahaan yang rendah tidak bisa menanggung biaya yang di perlukan untuk organisasi pemasaran formal. Rangkaian produk dan jumlah langganan rendah dan penjualan didasarkan pada pemasaran personal pengusaha kepada beberapa pelanggan utama.
2. Pemasaran Oportunistis, Perusahaan ingin memperluas langganan dengan membuat lini produk yang lebih standar. Perusahan sanggup bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Kemudian perusahaan mulai mendirikan cikal bakal bagian pemasaran yang personalianya terutama orang-orang penjualan yang tugasnya menjalankan rencana- rencana detail yang sudah disusun. Bagian ini tidak menangani perencanaan produk ataupun penentuan harga pokok. Fungsi-fungsi ini tetap berada di tangan manajemen puncak.
3. Pemasaran Responsif, Perusahaan mempunyai beberapa produk yang memerlukan perhatian individual. Karena itu perlu menunjuk para manajer produk yang bertugas mengelola produk mereka dan mengatur anggaran untuk penelitian pemasaran, promosi dan jasa. Pemasaran sekarang dikendalikan oleh kebutuhan konsumen yang harus ditelilti lebih lanjut.
Pemasaran yang Terdiversifikasi, Perusahaan tidak bisa lagi mengembangkan diri pada era produk pokok karena kejenuhan pasar. Perusahaan membuka bisnis baru dan divisi-divisi baru. Setiap divisi ”anti trust” perusahaan membuka bisnis baru dan divisi-divisi baru yang dikelola oleh manajer produk dan staf pemasaran. Sekarang pemasaran muncul pada tingkat kantor pusat untuk mengerjakan fungsi-fungsi yang dulu diabaikan, seperti memonitor pemasaran divisi, memberikan jasa-jasa khusus pada bagian pemasaran divisi, mengusulkan dan mencari peluang-peluang baru.
Perdagangan.
Perdagangan adalah segala
aktivitas menggerakan barang- barang
dari konsumen ke produsen. Perdagangan di bagi
menjadi 2 ada perdanganan besar dan ada perdagangan kecil (eceran). Perdagangan besar adalah segala aktivitas
marketing yang menggerakan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing
lainnya. Sedangkan eceran
adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen
akhir. (Alma, 200 : 112).
Dalam
perdagangan kita kenal dengan adanya proses konsentrasi, equasi dan distribusi. Konsentrasi artinya barang-barang yang akan dipasarkan akan dikumpulkan dulu, seperti para tengkulak/perantara
atau KUD, Dolog yang mengumpulkan
beras atau padi dari petani. Kemudian mencari
informasi daerah yang memerlukannya, berapa dan kapan diperlukannya, ini disebut proses equasi. Akhirnya terjadi proses distribusi yaitu beras
dikirim menurut jumlah dan kualitas
sesuai dengan informasi
yang telah dikumpulkan.
Perdagangan
besar dan kecil masing-masing memiliki fungsi diantaranya : Perdagangan besar memiliki fungsi sebagai : Pengumpul dan penyebar, pembelian
dan penjualan, pemeliharaan barang, pemberi kredit,
penyimpanan dan pengangkutan. Sedangkan perdagangan eceran memiliki fungsi sebagai : Penyalur akhir, tempat informasi, interview barang, dan untuk mengetahui kekuatan saingan.
Pedagang eceran memiliki keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan diantaranya :
1.
Modal yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
2.
Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap
bahwa pendapatannya dari usaha itu
merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu lowong terutama
pada daerah musiman.
3.
Tempat kedudukan pedagang-pedagang eceran
kecil biasanya paling strategis.
Mereka selalu mendekatkan the center of consumers (pusat-pusat konsumen).
4.
Hubungan antara pedagang
eceran kecil dan konsumen adalah kuat
misalnya kita lihat pembeli- pembeli
pada warung-warung kopi mengadakan obrolan
yang intim sekali
dengan pemiliknya.
Kelemahan yang
terdapat pada perdagangan eceran kecil ini ialah :
1. Keahlian kurang.
2.
Administrasi
dalam arti pembukaan
tidak diperhatikan, sehingga
kadang-kadang habis dimakan.
3.
Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.
Banyak sekali faktor yang mendorong toko-toko
eceran kearah kemajuan
antara lain :
1.
Lokasi/tempat toko eceran. Tempat yang strategis
dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada kemajuan
kelancaran penjualan barang pada toko tersebut.
2.
Kelengkapan barang. Lengkapnya barang pada
toko eceran akan sangat menarik bagi konsumen.
3. Ketepatan harga. Harga dibawah pasar sangat penting untuk
kemajuan toko.
Berikut skema proses perdagangan :
Strategi Wirausaha
Ingin bisa berdikari dan memulai usaha sendiri? Harus diingat bahwa memulai usaha sendiri butuh kerja keras dan bisa jadi akan memerlukan
waktu lama hingga akhirnya ada
pemasukan. Perlu strategi yang jitu agar upaya
wirausaha Anda tersebut
berhasil, juga meminimalisir kegagalan. Berikut adalah strategi-strategi dari para pengusaha-pengusaha wirausaha yang berhasil.
1. Mencari pasar khusus yang belum tergarap. Identifikasikan sebuah pangsa pasar khusus (niche market) yang kebutuhan utamanya belum terpenuhi oleh kompetitor. Bangun sebuah spesialisasi yang Anda tahu merupakan keunggulan dari perusahaan Anda. Ingatlah, bahwa bahkan sebuah perusahaan besar dan bertaraf internasional pun tak bisa memuaskan semua orang. Banyak pasar khusus yang seringkali tak tergarap karena dianggap terlalu kecil.
2. Peka terhadap tren terbaru berani memulai Carilah kebutuhan dan keinginan terbaru dari para konsumen yang tumbuh dari perubahan tren di segi kultural, ekonomi, teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar baru. Bertindaklah dengan cepat, jangan menunda terlalu lama.
3. Lakukan! Berhenti membuat alasan-alasan. Waktu paling “sempurna” untuk meluncurkan bisnis takkan pernah bisa diprediksi secara tepat dan pasti. Jangan biarkan para bakal calon kompetitor mencuri start dari bisnis yang sebenarnya bisa Anda mulai terlebih dulu. Mulailah bergerak. Ciptakan gol-gol pendek dan deadline yang membawa Anda lebih dekat untuk membuka lahan bisnis baru.
4. Hindari kata-kata yang mematahkan semangat Abaikan orang-orang yang berkata “Itu tak akan berhasil” atau “Tak akan bisa berhasil kalau kamu melakukannya dengan cara itu“. Sesekali, menjauh dari anggapan yang menurunkan semangat dan aturan baku bisa membantu Anda untuk meraih kesuksesan. Perhatikan dan pelajari cara para pebisnis yang sukses di bidang mereka dengan pandangan yang kritis. Pelajari cara mereka bekerja dan program yang mereka lakukan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan “bagaimana jika” di dalam pikiran Anda.
5. Ekplorasikan kelemahan kompetitor. Ambil pandangan kritis terhadap kompetisi Anda dari perspektif konsumen. Dengarkan baik-baik akan kebutuhan dan komplain dari konsumen prospektif saat melakukan telepon sales. Hal ini akan membantu mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan kompetitor. Carilah cara untuk menutup kekurangan dari servis dan produk Anda sendiri, lalu perbaiki hal tersebut.
6. Isi kekosongan Pusatkan pandangan Anda di area yang lupa ditutupi oleh kompetitor Anda. Pelajari bagaimana mengantisipasi area baru yang bisa Anda isi dengan servis atau bisa memposisikan bisnis Anda lebih cepat dari kompetitor Anda.
7. Tenar dengan dana minim, pikirkan cara bagaimana agar lebih dikenal dengan dana seminim mungkin. Jangan terlalu menutup diri, jadilah kreatif, beranikan diri untuk makin dikenal banyak orang (tapi untuk alasan yang baik). Tukar ide dengan orang-orang terdekat Anda.
8. Percaya kemampuan diri. Bangun dan belajar untuk menggunakan kekuatan intuisi Anda. Dengarkan hati Anda. Akan ada saat-saat Anda harus memilih bermain aman atau justru bermain nekat untuk menghadapi tantangan bisnis. Orang-orang sekitar Anda juga memberi masukan yang beragam, sehingga yang bisa Anda percayai hanyalah diri dan hati Anda.
9. Jangan biarkan kesulitan atau kegagalan mengalahkan Anda. Jangan biarkan batasan yang diciptakan oleh orang lain atau keadaan yang menjepit membuat Anda lemah. Banyak wirausahawan yang menutup usaha mereka karena tidak percaya pada diri sendiri. Sebagai wirausahawan, Anda akan menghadapi masa- masa penuh stres yang akan menguji kepercayaan Anda. Ingatlah, bahwa alat untuk mengusir kegundahan itu adalah kegigihan dan daya lenting. Percayalah pada konsep bisnis Anda dan komitmen diri untuk melihat bisnis ini sukses.
10. Jangan
berhenti berinovasi secara kontinyu, carilah
cara-cara baru untuk memperkenalkan produk-
produk baru dan servis untuk konsumen langganan Anda dan pasar baru yang Anda temui. Berpuas diri adalah hal yang bisa membahayakan perusahaan Anda. Sesuaikan bisnis Anda dengan tren pasar.
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996 : 117), bagi usaha baru sangatlah cocok untuk
menerapkan strategi Market Driven. Stratetgi ini dibangun
berdasarkan enam pondasi :
1.
Orientasi konsumen (Costomer Orientation).
2.
Kualitas (Quality).
3. Kenyamanan dan Kesengangan (Convenience).
4.
Inovasi (Inovation)
5.
Kecepatan
(Speed).
6. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan (Service and Customer Satisfaction).
Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu :
1. Perubahan produk barang dan jasa
2. Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha
3. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia.
4. Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi.
5. Analisis pesaing yang ada kemampuan yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing.
6. Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru.
7. Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang.
8. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. (Suryana, 2003 :122)
Apabila
perusahaan telah memiliki peluang pasar yang
besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strategi yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin adalah
:
1.
Bersikap menyerang dan agresif untuk
mempertahankan pasar.
2. Bersikap bertahan
dan tidak terlalu
agresif.
3.
Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan
yang berhasil tidak memiliki tantangan.
Perusahaan
yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki
posisi kuat (bukan market leader) di
pasar memiliki strategi tertentu.
Akan tetapi strategi
ini bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi ini dilakukan dengan
cara : Secara agresif menggunakan
kompetensi terbaiknya untuk meraih
peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh
pesaing, dan Mengembangkan strategi sebagai follower leader.
Banyak
strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap
pertumbuhan, diantaranya. : Pertahanan Bersaing, mencoba untuk menjadi pemukul besar (big
hitter), dan mengambil langkah
positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli perusahaan.
Ada empat strategi yang biasanya digunakan wirausaha dalam menghadapi lingkungan eksternal, yaitu : berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru, memposisikan produk dan jasa dalam relung yang tidak
terlayani, memfokuskan produk dan jasa pada relung kecil tetapi bisa bertahan dan mengubah karakteristik produk, pasar dan
industri.
Wirausaha yang
berfungsi sebagai manajer perusahaan harus
memiliki kompetensi : Berfokus pada pasar bukan teknologi, meramal pendanaan
untuk menghindari tidak terdananya perusahaan, membangun tim manajemen
dan memberikan peran khusus bagi penemu.
Dengan kompetensi tersebut, seorang wirausaha
diharapkan bisa memelihara semangat wirausaha melalui
dorongan perilaku kreatif.
0 Comment